Mungkin kami satu2nya akun pendukung Jokowi yg bahkan sejak masa kampanye sudah mengatakan bhw politik non transaksional itu tidak mungkin. Dulu banyak yg membantah pendapat kami dan menyarankan untuk percaya pada janji "non transaksional" itu. Namun sekarang, setelah kabinet diumumkan dan setelah Jaksa Agung baru dilantik. Masih adakah yg menyarankan hal serupa? Kami memang mendukung Jokowi-JK. Tapi kami mendukung secara obyektif, sesuai amanat bio akun kami. Bagi kami, tak ada gunanya mendukung secara taqlid buta. Jokowi itu manusia biasa yg ada kelebihan dan kekurangannya juga. Kami dukung Jokowi semata2 krn rekam jejaknya. Dan sampai saat ini kami percaya beliau jauh lebih baik dibanding yg lain.
Jadi marilah kita dukung Jokowi secara obyektif. Gunakan nalar, jangan jadi bodoh krn urusan dukung mendukung! Mengenai pengangkatan HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung yg baru. Kita harus akui memang penuh kontroversial. Selain usianya yg sudah terlalu tua, HM Prasetyo juga tidak memiliki prestasi yg luar biasa.
Bicara tentang prestasi utk jadi Jaksa Agung. Mungkin satu2nya HM Prasetyo adalah posisi beliau sebagai kader kesayangan Surya Paloh. Tidak mengherankan sebab banyak pemikirannya yg tertuang dalam buku putih Nasdem tentang restorasi penegakan hukum. Begitu pentingnya HM Prasetyo bagi SP sampai2 saat kampanye pileg kemarin dia dikawal orang terpercaya SP; Lestari (Ririe) Moerdijat. Ririe Moerdijat ini kemudian ditempatkan SP menjadi anggota tim pemenangan Jokowi-JK sebagai bendahara. HM Prasetyo memang Jaksa Agung "titipan" Partai Nasdem. Percuma membantah fakta ini..
Dan Surya Paloh "memastikan" titipannya diterima dgn datang langsung ke Istana kemarin. Setelah itu nama Jaksa Agung baru sudah final. Bicara tentang Surya Paloh maka bisa dikatakan dia adalah orang paling berpengaruh di Indonesia saat ini. Pengaruh Surya Paloh bahkan bisa dikatakan melebihi Megawati, sang ketum PDIP dimana Jokowi adalah kadernya. Pengaruh besar yg dimiliki Surya Paloh saat ini adalah hasil investasi panjangnya dlm mendukung Jokowi jauh sebelum dicapreskan.
Media2 milik SP sejak awal secara konsisten mendukung gebrakan2 pemerintahan Jokowi-Ahok di DKI. Popularitas Jokowi-Ahok tidak lepas dari tangan dingin SP ini. Dialah King Maker yg sesungguhnya.. Proses awal pencapresan Jokowi juga tak lepas dari lobi intensif Surya Paloh terhadap Megawati dan petinggi2 PDIP lainnya. Sebagai jebolan kampus politik terhebat di Indonesia, Golkar. Surya Paloh sudah kenyang asam dan garamnya berpolitik. Bagi Surya Paloh dan Nasdemnya, Mega dan PDIP tak lebih dari anak kecil yg perlu dielus-elus egonya.
Dan sejauh ini Surya Paloh sangat berhasil. PDIP dan lain2nya menari dgn genderang yg ditabuhnya. Termasuk proses pengumuman JK sebagai cawapres Jokowi adalah bagian dari kemenangan Surya Paloh. Surya Paloh adalah orangnya JK di Golkar. Dia sangat berpengaruh di Golkar saat JK masih menjabat Ketum Golkar. Seiring kekalahan Surya Paloh dari Aburizal Bakrie dalam perebutan Ketum Golkar, maka dia lalu mendirikan Nasdem. Namun persahabatan Surya Paloh dan JK berjalan terus. Dan puncaknya terjadi saat penentuan siapa cawapres Jokowi.
Konon Surya Paloh siap menggunakan kartu As-nya jika nama JK tidak lolos. Yaitu keluar dari koalisi pendukung Jokowi. Ini berarti pukulan telak bagi kubu Jokowi sebab di detik2 terakhir akan dipaksa batal pencapresannya gara2 mundurnya Nasdem. Spt diketahui bahwa koalisi Jokowi adalah koalisi ramping. Artinya jk Nasdem keluar maka syarat Presidential Treshold 20% tdk terpenuhi. Jadi terbukti disini apa yg dulu pernah kami kultwitkan. Koalisi ramping ini justru membuat Jokowi tertawan oleh partai2 pendukungnya.
Namun begitu harus diakui secara adil bahwa selama masa kampanye mesin partai Nasdem lebih bergerak dibanding PDIP sendiri. Dalam mengelola relawan Nasdem jauh lebih lincah dibanding PDIP. Totalitas dalam mendukung Jokowi juga demikian. Jadi jasa Surya Paloh, Nasdem dan media2nya ini memang besar dalam kesuksesan Jokowi. Tak ada bantahan tentang ini. Semua kombinasi tsb membuat Surya Paloh menjadi orang yg sangat berpengaruh saat ini. Wajar mengingat posisi dan peran beliau.
Sebagai ilustrasi, pejabat sekalipun rela antri utk ketemu Tommy Winata. Tapi sekarang TW yg rela antri demi ketemu Surya Paloh. Politik selalu tentang transaksi kekuasaan. Dgn cara yg halus atau kasar selalu berkenaan dgn transaksi. Dan jika bicara tentang politik non transaksional, sejak sebelum masa kampanye kami sudah membantahnya. Kembali ke HM Prasetyo, posisi kami tidak mendukung atau menentang. Tapi dia adalah orang partai adalah fakta. Kita tahu sebagian kasus korupsi di negeri ini melibatkan orang2 partai. Disinilah tugas berat HM Prasetyo menepis sikap apriori masyarakat.
Ini tugas berat bagi HM Prasetyo, manakala ada kader Nasdem yg bermasalah hukum maka seobyektif apapun dia akan tetap disikapi secara sinis. Disitulah sesungguhnya masalah utama dari Jaksa Agung yg dipilih dari parpol. Bukan prestasi atau integritasnya. Jaksa Agung yg berasal dari parpol sedikit banyak akan mengurangi kepercayaan publik pada penegakan hukum.
Jaksa Agung yg berasal dari parpol sedikit banyak akan mengurangi kepercayaan publik pada penegakan hukum. Namun begitu semua akan bergantung bagaimana HM Prasetyo mampu menepis pandangan miring tsb dalam masa jabatannya nanti. Namun begitu semua akan bergantung bagaimana HM Prasetyo mampu menepis pandangan miring tsb dalam masa jabatannya nanti. Jika dia mampu benar2 profesional dan tak pandang bulu maka dgn sendirinya pandangan miring tsb akan sirna.
Maka cara terbaiknya adalah kita kawal secara kritis kinerja Jaksa Agung baru ini. Biarkan dia membuktikan diri dulu. Jokowi sendiri sudah mengatakan akan mengganti Jaksa Agung jika performanya tak sesuai harapan. Sekian kultwit kami. Terimakasih.
by
0 Response to "Pengangkatan Jaksa Agung HM. Prasetyo - Ilusi Politik Non Transaksionil"